JAKARTA,ANTERO-PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menandatangani kerja sama dengan PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) untuk memanfaatkan limestone, gypsum, fly ash dan bottom ash.
Keempat komoditas ini adalah hasil dari pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel-8.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan langsung oleh Direktur Pemasaran Semen Baturaja Mukhamad Saifudin dan Wakil Direktur HBAP Dody Arsadian bertempat di Kantor Pusat Pabrik Semen Baturaja, Palembang.
Penandatanganan kesepakatan juga dilakukan antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan perusahaan bersama China Huadian Hongkong Co Ltd dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai pihak terafiliasi.
“Kerja sama ini merupakan bentuk sinergi dari kedua perusahaan untuk meningkatkan daya saing yang sangat diperlukan dalam menghadapi lingkungan industri yang semakin kompetitif, dengan memanfaatkan peluang penciptaan revenue stream baru maupun cost transformation.
Semen Baturaja akan memanfaatkan fly ash dan bottom ash untuk proses produksi semen yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga uap milik PLTU Sumsel-8,” Ujar Saifudin dalam keterangan resmi, Kamis (18/3/2021).
Nota kesepahaman ini akan berlangsung selama dua tahun sejak 2 Maret 2021 hingga 1 Maret 2023. Dalam Kerjasama ini, Semen Baturaja akan menyediakan limestone (batu kapur) kepada HBAP untuk kebutuhan proses Flue Gas Desulfurization (FGD).
“Huadian Bukit Asam Power juga akan menyediakan gypsum sebagai bahan baku proses produksi di Semen Baturaja.
Sehingga Kerjasama ini menguntungkan bagi kedua belah pihak terutama dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki masing-masing perusahaan,” tambah Saifudin.
Fly ash dan bottom ash juga dapat diolah dengan baik dalam produksi semen Portland tentunya dengan peningkatan kualitas dan ketahanan.
Sejak tahun 2019 pun Semen Baturaja telah bersinergi dengan PUSRI untuk memanfaatkan fly ash dan bottom ash.
Sementara untuk penggunaan limestone (batu kapur), Semen Baturaja menyatakan siap untuk menyuplai limestone untuk HBAP. Kesiapan ini ditopang oleh kemampuan Semen Baturaja untuk menghasilkan limestone dengan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan proses operasi HBAP.
Ada pun belum lama ini, Semen Baturaja meraih fasilitas pinjaman sindikasi sebesar Rp 1,7 triliun dari tujuh bank.
Perseroan akan menggunakan pinjaman bank tersebut untuk kebutuhan pelunasan (refinancing) utang serta modal kerja jangka pendek.
Secara rinci, kreditur yang mengucurkan pinjaman kepada Semen Baturaja, antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 950 miliar, BPD Jawa Barat dan Banten sebanyak Rp 200 miliar, BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sebanyak Rp 150 miliar, BPD Maluku dan Maluku Utara senilai Rp 50 miliar, BPD Bengkulu sebanyak Rp 50 miliar, PT Bank Mega Tbk (MEGA) senilai Rp 100 miliar, dan PT Bank Mega Syariah sebesar Rp 200 miliar.
VP Corporate Secretary Semen Baturaja Doddy Irawan mengatakan, perseroan menandatangani akta addendum I perjanjian kredit No 13 serta line fasilitas sindikasi pembiayaan musyarakah mutanaqishah No 15 pada 16 Februari.
Jangka waktu sindikasi adalah 132 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit sindikasi No 28 pada 13 Agustus 2020 yang memiliki bunga 9,45% per tahun.
“Dengan ditandatangani akta perjanjian kredit tersebut, maka total fasilitas kredit untuk Semen Baturaja telah terpenuhi,” kata dia.
Sesuai perjanjian, perseroan memberikan jaminan berupa sebidang tanah, bangunan, dan sarana pelengkap di area Pabrik Baturaja II. Perseroan juga menjaminkan mesin dan peralatan pabrik baturaja II milik debitur diikat dengan fidusia.
Doddy menjelaskan, perseroan akan menggunakan sindikasi untuk pembiayaan kembali proyek Pabrik Baturaja II yang sebelumnya telah dibiayai oleh pinjaman. Selain itu, perseroan akan melunasi medium term notes (MTN) dan sebagian lagi untuk self-financing.(ril)
Komentar