ANTERO NEWS – Kontingen Indonesia kecewa dengan makanan di Jambore Dunia 2023. Sebab, mereka sudah minta makanan halal namun yang didapatkan justru mengandung babi.
Keluhan mengenai Jambore Dunia di Korea Selatan tak berhenti pada gelombang panas yang dihadapi peserta.
Salah satu peserta dari Kontingen Indonesia, Arya Arganta Ayudianto mengeluhkan makanan yang disajikan Jambore Dunia tak sepenuhnya ramah muslim.
“Pada hari pertama kami diberi box makanan yang ternyata tidak halal,” kata Arya dikutip dari detikTravel ketika dihubungi via WhatsApp, Jumat (11/8/2023).
Arya mengatakan makanan yang mereka terima itu adalah nasi daging instan. Mulanya, mereka tidak curiga dengan makanan ini karena Kontingen Indonesia memang sudah meminta panitia untuk menyajikan makanan bebas babi.
Akan tetapi setelah diperhatikan lagi, terdapat kandungan babi di dalamnya.”Ternyata mengandung babi setelah diteliti lebih lanjut oleh salah satu peserta di unit kami,” ujarnya.
Tak sampai di situ, makanan berupa kudapan yang seharusnya disukai anak-anak juga tak bisa dimakan karena mengandung alkohol.
Akhirnya, Kontingen Indonesia di Unit 5 yang Arya tempati memutuskan untuk tidak memakan makanan-makanan itu.
“Unit kami diingatkan oleh kakak pembina untuk berhati-hati dalam apa yang dimakan karena di Korea banyak yang mengandung babi dan alkohol.
Contohnya es krim yang menggunakan alkohol untuk proses pembuatannya, karena itu, saya sendiri tidak makan makanan seperti itu, dan unit kita tidak menerima makanan seperti itu,” ujar dia.
Jambore Dunia di Korea Selatan mendapatkan banyak kritikan lantaran banyak masalah yang dialami peserta.
Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung mulai 1 – 12 Agustus 2023 namun beberapa kontingen negara memutuskan untuk mundur lebih awal.
Cuaca panas, tenda yang tidak layak, toilet kotor, hingga dugaan pelecehan seksual menjadi keluhan yang sering diutarakan.
Belum lagi ancaman badai yang sempat menghantui peserta di perkemahan yang terletak di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara.
Arya membeberkan, Kontingen Indonesia sudah dievakuasi sejak 9 Agustus ke Universitas Wonkwang di Kota Iksan. Di sana, fasilitas yang diterima lebih baik daripada di Saemangeum.(ril)
Komentar