oleh

Indonesia Siap Lipat Gandakan Jumlah Kapal Selam

JAKARTA-ANTERO-Indonesia siap memperluas armada kapal selam sebanyak tiga kali lipat dari yang saat ini berjumlah 12 kapal.

Peningkatan jumlah kapal selam itu terjadi setelah KRI Nanggala 402 tenggelam di perairan Bali pada April lalu yang menewaskan 53 awak.

Informasi itu dilaporkan Nikkei Asia, mengutip sumber Kementerian Pertahanan Indonesia.

Langkah peningkatan jumlah kapak selam dilakukan sebagai tanggapan atas serangan berulang-ulang China ke perairan Indonesia. RI juga akan menambah armada korvetnya, dikutip dari Nikkei Asia, Senin, 31 Mei 2021.

Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan luas perairan yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusif. Namun, jumlah armada kapal selamnya sangat kecil jika dibandingkan dengan negara seperti Jepang yang memiliki 20 kapal.

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto telah mengindikasikan akan meningkatkan investasi dalam peralatan militer setelah kecelakaan kapal selam KRI Nanggala 402.

Untuk kapal selam, Indonesia sedang mengejar kesepakatan produksi bersama dengan Korea Selatan. Sementara Prancis, Rusia dan Turki juga telah menawarkan untuk mengekspor kapal selam.

Ada pun Jepang sedang menjajaki ide menjual kapal selam ke Tanah Air.

KRI Nanggala 402 dibuat pada tahun 1977 di Jerman dan diakuisisi oleh Indonesia pada tahun 1981. Pihak TNI mengatakan kapal selam tersebut kemungkinan besar terkena gelombang bawah laut raksasa yang membuatnya lepas kendali.

Peristiwa KRI Nanggala 402 yang tiba-tiba menghilang pada 21 April lalu memicu urgensi Indonesia tentang persenjataan alutsista.

Garis ‘sembilan-putus’ China memotong sebagian ZEE Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna. Kapal penangkap ikan China juga beroperasi di perairan itu.

Beijing juga telah mengerahkan kapal penjaga pantai, yang telah diberi otorisasi melakukan penembakan.

BACA JUGA :  Nenek Hasiah 70 Tahun Ini Tak Tersentuh Bansos 

Menurut Nikkei Asia, Indonesia juga bersiap untuk kemungkinan peningkatan aktivitas di perairan tersebut.

“Jika jumlah kapal selam dapat ditingkatkan ke tingkat target, mereka (Indonesia) dapat melakukan pengawasan intensif di daerah yang sulit dijangkau kapal patroli,” kata Khairul Fahmi dari Institute for Security and Strategic Studies.

Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah bekerja sama dengan Korea Selatan dalam pembuatan kapal selam dan sedang mengupayakan kerjasama teknis dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering.

Dari empat kapal selam yang saat ini beroperasi, dua dibuat di Korea Selatan dan satu diproduksi sendiri menggunakan teknologi dari Korea Selatan.(ril)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *